LOKER OTOMOTIF

Friday, January 20, 2017

Sejarah dan Asal-Usul Kata "Allah" (2)

Lanjutan dari artikel sebelumnya Sejarah dan Asal-Usul Kata "Allah"

Seperti saya jelaskan sebelumnya kata "Allah" sudah dikenal di kawasan Arab, khususnya Jazirah Arab dimana Islam lahir, jauh sebelum Nabi Muhammad memperkenalkan agama ini pada abad ke-7 M. Ada banyak bukti otentik tentang ini.

Misalnya, banyak masyarakat Arab pra-Islam dulu, termasuk ayah Nabi Muhammad sendiri, yang bernama "Abdullah" (Hamba Allah). Orang-orang Arab Kristen awal, seperti ditunjukkan dalam studi Ibnu Ishaq (w. 768), seorang sejarawan Muslim kenamaan dalam karya monumentalnya "Sirah Nabawiyah", juga banyak yang benama Abdullah.

Ekskavasi arkeologis atas reruntuhan situs-situs Arab Kristen pra-Islam (gereja, kuburan, martyrion, dlsb) di Jabal Ramm dan Umm al-Jimal di Yordania maupun di Yaman semasa Kerajaan Askum dan Himyar juga bayak ditemui inskripsi dan nisan para martir (syuhada) Arab Kristen yang bernama "Abdullah". Masyarakat Kristen Arab dulu pada zaman Imperium Partha, Romawi, Byzantium, dlsb di era pra-Islam banyak yang menjadi martir.


Selain nama-nama "Abdullah", juga ditemui inskripsi di situs-situs Arab Kristen pra-Islam tulisan "Allah" atau "Alaha" (Aram) dan "Bismillah". Bagi yang terarik ingin mendalami informasi ini, bisa dibaca beberapa karya dari para ahli kajian Arab klasik seperti Rick Brown, James Bellamy, Enno Littman, Beatrice Gruendler, dlsb.

Irfan Syahid dalam bukunya, "Byzantium and the Arabs in the Fourth century" juga menyebutkan pada waktu perang, kaum Arab Kristen memekikkan kalimat-kalimat seperti Allahu Akbar" atau "Ya La Ibadu Allah". Kata "Allah" juga disebut dalam syair atau puisi-puisi Arab Kristen dulu seperti ditulis oleh al-Marzubani dalam "Mu'jam al-Syu'araa". Sya'ir-sya'ir ini ditulis oleh orang-orang Arab Kristen dari suku Bani Ghassan (al-Ghasasinah) dan Tanukh (Tanukhiyun) yang merupakan suku-suku Arab awal yang memeluk Kristen.

Lalu, dari mana asal-usul kata dan nama "Allah" sebagai Tuhan itu? Ada sejumlah teori tentang ini. Ada yang bilang bahwa nama Allah itu diperkenalan oleh orang-orang Arab Kristen dan Arab Yahudi. Ada juga yang mengatakan bahwa nama Allah juga disebut-sebut sebagai salah satu Tuhan kaum Arab politeis pra-Islam (silakan baca "Kitab al-Asnam" karya sejarawan Hisyam al-Kalbi, w. 819). Konon nama "Allah" digunakan untuk menyebut "Tuhan Sang Pencipta" yang juga merangkap sebagai "pemimpin dewa-dewi" (atau katakanah "The Supreme God") menggantikan posisi "Hubal".

Hubal adalah "Dewa Bulan" yang superior di zaman pra-Islam. Konon nama "Hubal" ini diadopsi dari masyarakat Arab Nabataea yang mendiami kawasan Arabia utara (termasuk Suriah dan Irak). Masyarakat Arab pra-Islam adalah masyarakat politeis yang "menyembah" banyak dewa-dewi (konon ada ratusan). Latta, Uzza, dan Manat adalah tiga dewi ("Tuhan perempuan" yang populer. Nah, Hubal ini dianggap sebagai "Ra'is Syuriyah" atau "Imam Besar" dewa-dewi ini. Patung para dewa dan dewi ini ada di sekitar Ka'bah.
Masyarakat Arab Quraisy (yang juga suku Nabi Muhammad) adalah yang mengontrol akses terhadap Hubal ini. Menariknya, dulu para pemuja Hubal juga ikut berperang melawan Nabi Muhammad pada waktu Perang Badar tahun 624. Setelah Nabi Muhammad berhasil menguasai Makah pada tahun 630, beliau dan pengikutnya menghancurkan patung-patung itu, dan mendeklarasikan Allah sebagai Tuhan.

Apakah ada hubungannya antara penggantian atau "pencopotan" Hubal dengan Allah itu lantaran para pendukung dan pemuja Hubal yang memusuhi dan memerangi Nabi? Saya tidak tahu. Tapi yang jelas, tidak seperti Hubal dan "Tuhan-Tuhan" lain yang "diwujudkan" atau disimbolkan dalam arca-arca, menariknya, Tuhan Allah, setahu saya, tidak pernah dipatungkan (bersambung).
 

0 komentar: