LOKER OTOMOTIF

Sunday, January 15, 2017

Industri Fast Foods di Arab Teluk

Untuk sementara break dulu "kuliah virtual" tentang "Arab Tak Berarti Habib". Saya ingin ngomong tentang makanan dulu mumpung masih anget gegara "habib" legendaris itu.

Di dunia Arab, khususnya kawasan Arab Teluk (UEA, Qatar, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Saudi) yang saya amati, perubahan tidak hanya terjadi dalam hal tata busana saja, dalam hal "pola makan" juga terjadi perubahan dramatis. Jika dulu, orang-orang hanya makan roti gandum, daging onta atau domba, atau susu onta saja, sekarang Arab Teluk sudah mengalami "revolusi makanan" yang luar biasa. Memang berbagai jenis makanan tradisional masih digemari. Saya juga hobi sekali makan aneka makanan tradisional Arab yang aduhai rasanya seperti kabsah, marquq, jariz, dlsb.

Diluar makanan-makanan tradisional ini, salah satu yang paling menonjol adalah perkembangan pesat restoran cepat saji (fast food). Di kawasan ini akan sangat gampang sekali menjumpai berbagai restauran cepat saji seperti Pizza Hut, Papa John, McDonald, KFC, Subway, Burger King, Dunkin Donuts, dlsb, tidak hanya di mal saja tapi bahkan di kampus-kampus.


Tentu saja nama-namanya sudah mengalami peng-Arab-an karena huruf Arab tidak mengenal “P” (berubah menjadi “B”), G (berubah menjadi “J”), dan C (berubah menjadi K). Karena itu Pizza Hut menjadi “Bibtsa Hat”, Papa John menjadi “Baba Jaun”, McDonald menjadi “Makduunald”, Berger menjadi “Barjar”, Taco menjadi “Taku”, Subway menjadi “Shabwaai”, Dunkin Donuts menjadi “Daankin Duunats”, dan seterusnya. Kalau KFC berubah menjadi “Dujaj Kentaki”, sedangkan macaroni menjadi “makarunah”.

Keuntungan yang diraup dari bisnis restoran cepat saji ini sangat besar. Di Saudi saja, menurut data yang dilansir oleh Euromonitor International, total penjualan fast food tahun 2014 mencapai SAR 22 Milyar (sekitar Rp. 80 Trilyun). Tidak hanya restauran cepat saji saja, restauran-resaturan populer di Amerika juga menjamur di Arab Teluk sebut saja Hamburgini, Terrace Grill, Applebees’s, Taco Bell, Planet Hollywood, Steak House, Buffelo Kings, dlsb. Warga Arab menjadi konsumen setia aneka jenis "makanan Barat" ini karena memang mereka hobi makan.

"McDonaldisasi" telah mewabah di kawasan Arab dan masyarakat menyambutnya dengan riang-gembira. Tidak ada yang kampanye "boikot produk Barat" karena milik "orang2 kapir" Kristen-Yahudi misalnya. Masyarakat Arab--tua-muda-anak, laki-laki-perempuan, bujang atau sudah berkeluarga--ramai-ramai rela mengantri "uyel-uyelan" di warung-warung fast foods ini. Mau foto tentang ini? Cari aja sendiri di Google images buanyak sekali. Enak aja nyuruh-nyuruh, emang gue cowok apaan??
Postingan Prof. DR. Sumanto Al Qurtuby

0 komentar: