Komunisme (dari Bahasa Latin: "communis" yang berarti "umum,
bersama, universal") adalah sebuah filosofi dan ideologi
sosial-politik-ekonomi yang bertujuan menciptakan sebuah "masyarakat
komunis," yakni sebuah masyarakat yang berbasis pada sistem, struktur
dan tatanan sosial-politik-ekonomi yang egaliter dan tanpa kelas.
Dalam perkembangannya ada berbagai mazhab komunisme seperti Marxisme,
Leninisme, Anarkhisme, dlsb. Para sarjana dan sejarawan berselisih
pendapat tentang asal-usul komunisme. Karl Marx berpendapat, komunisme
sudah ada sejak dahulu kala dan dipraktekkan oleh kelompok-kelompok suku
hunters dan gatherers (hunting-gathering society atau "foraging
society"). Marx menyebut mereka sebagai "masyarakat komunis primitif"
karena pola hidup mereka, meskipun simpel, bertumpu pada azas
egalitarianisme dan kolektivisme atau komunalisme. Ada pula sarjana
(seperti Richard Pipes) yang mengatakan asal-usul komunisme itu dari
Yunani Kuno. Yang lain menyebut komunisme berasal dari Gerakan Mazdak di
Persi pada abad ke-5 M.
Apapun sejarah asal-usulnya, yang
jelas, secara konseptual, komunisme itu tidak ada hubungannya dengan
ateisme yang selama ini disalahpahami oleh banyak pihak. Bahwa ada orang
komunis yang ateis memang iyyess tetapi tidak semua pendukung komunisme
itu ateis. Banyak dari mereka yang berasal dari kelompok agama alias
"kaum teis". Sebagai sebuah filosofi, ideologi, dan gerakan
sosial-politik-ekonomi, komunisme bersifat lintas-agama, lintas-etnis,
dan lintas-suku bangsa.
Itulah sebabnya di "Indonesia" dulu, ada
sejumlah tokoh Muslim yang menjadi pendukung komunisme. Yang paling
populer adalah Haji Muhammad Misbach (w. 1926) dari Surakarta yang
dijuluki "Haji Merah". Beliau dulu getol mengkampanyekan komunisme dan
organisasi komunis sebagai medium perlawanan terhadap Belanda sehingga
ia dibuang atau diasingkan oleh pemerintah Belanda. Haji Misbach yang
juga anggota Sarekat Islam itu juga getol berdakwah tentang relevansi
Islam dan komunisme. Tokoh Muslim lain yang komunis-sosialis adalah Tan
Malaka alias Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka yang sangat cerdas sekali.
Di Timur Tengah, komunisme berkembang sejak 1920an setelah Revolusi
Bolshevik tahun 1917 yang dipimpin oleh Vladimir Lenin yang berhasil
menumbangkan kekuasaan para Tsar dan menandai berdirinya Uni Soviet.
Pendukung komunisme di Timur Tengah berasal dari berbagai agama dan
etnis: Yahudi, Kristen, Muslim, Arab, Kurdi, Persi, Azeri, Armenia,
dlsb. Komunisme tersebar di berbagai negara: Mesir, Irak, Iran, Suriah,
Palestina, Libanon, Yordania, Maroko, Ajazair, dlsb.
Beberapa
tokoh beken Timur Tengah pendukung komunisme kala itu termasuk Husain
al-Rahhal (tokoh Marxist Irak pertama), Joseph Rosenthal (Yahudi
kelahiran Palestina tapi aktif di Mesir), Mahmud Husni al-Urabi (tokoh
Muslim), Anton Marun (tokoh Kristen Koptik), Radwan al-Hilu yang
kemudian menjadi Sekjen Partai Komunis Palestina. Tokoh lain adalah
Fu'ad al-Shamali dan Yusuf Yazbak (keduanya tokoh partai komunis di
Libanon), Emile Habibie, Bulus Farah, Mukhlish Amr, dan masih banyak
lagi.
Bagaimana kisah perjuangan mereka mengkampanyekan
komunisme di Timur Tengah, dan bagaimana peran Amerika Serikat untuk
menggembosi pengaruh komunisme di Timur Tengah guna melapangkan jalan
kapitalisme? Bersambung aja deh karena maap sebagai TKI merangkap
propesi tukang becak, saya juga perlu kerja banting-tulang mencari uang.
Nulis di Pesbuk kan gratis. Sudah gratis, ada yang ngomel-ngomel lagi
he he Postingan Prof. DR. Sumanto Al Qurtuby
0 komentar:
Post a Comment