Indonesia adalah negara demokrasi. Karena negara demokrasi, maka
demonstrasi (massa) adalah hal yang biasa dan lumrah sebagai salah satu
medium untuk menyampaikan aspirasi publik. Dengan kata lain, "pesta
demonstrasi" ini hal wajar sebagai "buah" dari demokrasi. Demonstrasi
adalah bagian dari "ritual demokrasi".
Mestinya masyarakat
Indonesia mengsyukuri karunia ini karena mereka bisa dengan leluasa
berekspresi. Bayangkan jika Indonesia bukan mengikuti sistem
demokrasi atau berdasar pada sistem politik-pemerintahan otoriter
apakah itu "berbasis" Komunisme, Republikanisme, "Islamisme", dlsb, maka
demonstrasi massa ini tidak akan pernah terjadi.
Dalam sistem politik non-demokrasi, maka demonstrasi akan dianggap sebagai aksi yang membahayakan tatanan sosial-politik-ekonomi, dan karena itu massa yang berdemo akan ditindak tegas oleh aparat. Sulit membayangkan demonstrasi massa seperti ini terjadi di Korut, Kuba, Bahrain, Saudi, dlsb.
Hanya saja kadang-kadang yang sangat disayangkan banyak orang yang menyalahgunakan demokrasi melalui "lembaga demokrasi" dengan "cara-cara yang seolah-olah demokratis" sehingga demokrasi yang awalnya sebagai "berkah" dan "nikmat" itu bisa berubah menjadi malapetaka.
Hanya saja kadang-kadang, ada sejumlah tokoh--baik kelompok politik maupun agama--yang karena sudah mengalami semacam penyakit "ereksi kekuasaan" permanen sehingga rela melakukan berbagai daya-upaya untuk "menyelewengkan" missi positif demonstrasi untuk tujuan-tujuan pragmatis tertentu. Sangat disayangkan.
Ada pula sejumlah oknum yang memanfaatkan momen demonstrasi massa untuk "fundraising" atau penggalian dana ini dan itu dengan alasan untuk "mendukung" ini-itu. Apalagi masyarakat Indonesia itu adalah "masyarakat sinetron" yang gampang tersentuh emosinya sehingga gampang dimobilisasi dan digiring oleh opini tertentu, untuk donasi ini itu.
Jadi, demokrasi dan demonstrasi telah memberi berkah dan "rejeki" ke banyak orang.
Sebagaimana harapan banyak pihak, saya juga berharap demonstrasi kolosal hari ini akan berjalan dengan baik, damai, aman, dan sentosa, tidak ada aksi-aksi anarkis yang merugikan dan menderitakan banyak pihak. Damailah negeriku karena kekerasan hanya akan menyengsarakan rakyat, baik yang berdemo maupun bukan, baik "wong elit" maupun "wong cilik".
Mari kita ikut mendoakan kelancaran serta ikut berpartisipasi mengamankan demonstrasi akbar ini, apapun caranya. Mari kita hormati yang berdemo, mari kita hargai yang tidak berdemo. Salam Damai, Damailah Negeriku!
Jakarta, Indonesia
Prof. DR. Sumanto Al Qurtuby
0 komentar:
Post a Comment