Belum lama ini Aa Gym membuat komentar yang menarik dan menggelitik
untuk ditanggapi. Ia mengatakan, kurang lebihnya begini, "Pemimpin itu
tidak cukup bilang kerja, kerja, kerja tapi akhlak, akhlak, akhlak, baru
akan dicintai oleh rakyatnya".
Saya kira ia benar bahwa seorang
pemimpin politik-pemerinahan yang baik itu tidak hanya "bekerja" saja
tetapi juga harus "berahlak". Hanya saja, menurut saya, ada sesuatu yang
"ganjil" dalam pernyataan beliau, yang perlu dibahas lebih lanjut.
Misalnya, apa definisi "akhlak" itu? Apa kriteria orang atau pemimpin
yang "berakhlak" itu? Dalam Bahasa Arab, kata "akhlak" itu merujuk pada
pengertian kebajikan (virtue), moralitas, atau tindak-tanduk dan watak
yang baik dan mulia. Kata ini merujuk pada hal-ikhwal yang menyangkut
"kemanusiaan" bukan "ketuhanan", masalah "keduniaan" bukan
"keakhiratan".
Nah, sekarang mari kita ambil contoh soal
"berakhlak" ini. Jika ada seorang pemimpin politik yang rajin ke masjid
(atau gereja dan tempat-tempat ibadah lain), hobi "munggah kaji" atau
"naik haji" atau umrah bolak-balik ke Mekah kayak setrikaan, gemar
mengunjungi pengajian dan acara-acara keagamaan, selalu mengenakan
"pakaian agamis", dlsb.
Tetapi ia rakus dan serakahnya minta
ampun, tukang korupsi, hobi menggarong atau mengemplang uang rakyat,
tidak peduli dengan kemelaratan rakyatnya yang penting dirinya,
keluarganya, dan kelompoknya perutnya gendut-gendut, masa bodoh dengan
kebodohan rakyatnya, tidak peduli dengan kemunduran daerahnya, dst.
Kira-kira pemimpin model begini itu "berakhlak" tidak?
Sebaliknya, jika ada pemimpin yang ceplas-ceplos, jarang "ibadah
individual", berpakaian ala kadarnya, berpenampilan "mboys" atau
"nggirls", dlsb. Tetapi ia adil dan bijak kepada rakyatnya, peduli
dengan masalah-masalah keumatan, serius membenahi wilayahnya,
anti-korupsi dan bentuk-bentuk permalingan lainnya, dlsb. Apakah
pemimpin model begini itu "berakhlak" atau tidak?
Sekarang
saya tanya: kira-kira mana yang lebih berakhlak antara Bu Susi
Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan itu dengan Bu Atut Chosiyah
mantan Gubernur Banten itu? Ayoo jawab...
Kira-kira mana yang
lebih "berakhlak" antara gubernur yang selalu bilang "mari berdoa" agar
banjir hilang karena banjir adalah "cobaan Tuhan" dengan gubernur lain
yang sibuk bekerja untuk menanggulangi banjir? Ayooo jawab lagi...
Lalu, pertanyaan lain lagi: pakah pemimpin yang "berkerja" itu "tidak
berakhlak"? Bukankah kalau ada pemimpin yang serius bekerja itu berarti
menunjukkan ia seorang yang berakhlak? Karena kalau pemimpin itu tidak
berakhlak, tidak memiliki moralitas alias "tidak bermoral", ia akan
malas bekerja dan tidak akan peduli dengan nasib rakyatnya, yang penting
ia dapat gaji buta, perut gemuk, dan "wudel bodong". Peduli setan
dengan rakyat.
Kalau daerahnya atau rakyatnya sedang tertimpa
masalah, tinggal serahkan saja masalah itu ke Tuhan: "Yang sabar ya, ini
cobaan dari Tuhan. Mari berdoa". Giliran enak dimakan sendiri, tapi
giliran susah, Tuhan yang dikambinghitamkan sebagai sumber bencana dan
malapetaka. Apakah ia pemimpin yang berkahlak? Ayo mikirrr
Jabal Dhahran, Arabia
0 komentar:
Post a Comment