LOKER OTOMOTIF

Thursday, January 19, 2017

Kenapa Jenggot Saja, Bukan Rambut Kepala?

Sampai sekarang saya masih penasaran, kenapa sejumlah kelompok agama konservatif, yang laki-laki tentunya, hanya bersemangat memanjangkan jenggot saja tapi tidak tertarik memanjangkan rambut kepala mereka?

Padahal, jika betul-betul mau mencontoh penampilan fisik para pendahulu agama mereka (atau istilahnya "Nyunah Rasul" menurut sejumlah kaum Muslim), mestinya bukan hanya jenggot saja yang dipanjangkan, tetapi juga rambut kepalanya. Hal ini karena, konon, para pendiri dan tokoh awal agama-agama Semit (Islam, Kristen, dan Yahudi) berambut gondrong.

Dulu saya pernah memosting di Facebook kalau tradisi berjenggot panjang bukan hanya monopoli sejumlah kelompok Salafi Islam tetapi juga sejumlah kelompok Salafi Kristen dan Salafi Yahudi seperti Kristen Amish, Old Order Mennonite, atau Yahudi Heredi.


Silakan Anda Googling sendiri sejumlah kelompok agama ini, maka Anda akan tahu kalau "jenggot panjang" bukan hanya "properti" Islam saja tetapi juga agama lain. Bahkan kaum Sikh juga berjenggot lebat. Pendiri dan generasi awal Mormon juga berjenggot panjang. Sama seperti kaum Salafi Muslim, kaum Salafi non-Muslim yang memanjangkan jenggot juga beralasan "nyunah rasul".

Tapi ya itu, kenapa hanya jenggotnya saja yang dipanjangkan, sementara rambut kepalanya tidak. Nabi Muhammad SAW konon diriwayatkan berambut ikal sebahu. Yesus kabarnya juga begitu berambut panjang. Apalagi para pendahulu agama Yahudi, tentu mereka lebih panjang lagi rambut kepala mereka. Apakah ada yang bisa membantu menjelaskan: kenapa begini, tidak begitu?

Tapi kalau rambut kepalanya ikut-ikutan dipanjangkan, nanti kasihan tukang cukur dan salon rambut jadi tidak laku...
Jabal Dhahran, Arabia
Prof. DR. Sumanto Al Qurtuby

0 komentar: