LOKER OTOMOTIF

Friday, January 20, 2017

Kok Onta Sih?

Saya kadang mesam-mesem sendiri membaca berbagai komen ledekan atau bahkan umpatan terhadap orang-orang yang berseberangan dengan menggunakan nama-nama binatang. Setidaknya ada tiga hewan populer dan menjadi "selebritis papan atas" di Indonesia karena sering disebut-sebut untuk mengumpat orang lain yang "dibenci". Ketiga hewan yang menempati "top three" itu adalah anjing, babi, dan onta. Anda punya referensi nama-nama hewan lain?

Berdasarkan penelitian yang saya lakukan, babi dan anjing biasanya digunakan untuk mengumpat non-Muslim (khususnya umat Kristen), sementara onta dipakai untuk meledek dan mengumpat sekelompok umat Islam Indonesia yang biasanya "berdandan ala Arab" (atau sebut saja "Arab KW") yang suka berperilaku aneh-aneh he he. Tidak jelas siapa yang memulai. Tidak jelas juga kapan akan berakhir. Sepertinya sih masih akan bersambung seperti sinetron atau telenovela he he.


Saya tidak tahu persis asal-usulnya kenapa onta (Bahasa Arab: jamal) yang dipakai untuk meledek dan mengumpat. Padahal onta itu hewan yang sangat disayangi di Arab dan Timur Tengah karena sangat multi-fungsi. Si onta ini juga bukan hanya ada di kawasan Jazirah Arab atau Arab Teluk saja tetapi juga di berbagai daerah lain seperti Somalia, Ethiopia dan berbagai kawasan Afrika lain. Onta juga ada di Asia Tengah dan Asia Selatan, Cina, dan Mongolia. Populasi onta juga ditemukan di Australia dan Amerika Serikat (kalau ini "onta bule" kali he he).

Konon ada sekitar 1 juta "onta liar" di Australia yang dulu didatangkan oleh kolonial Inggris dari India dan Afganistan pada abad ke-19 sebagai alat transportasi. Setelah teknologi kereta api dan mobil ditemukan, "komunitas" onta ini kemudian di lepas dan menjadi satwa liar. Amerika, pada abad ke-19 juga pernah mengembangbiakkan onta di daerah Arizona, New Mexico, Colorado, dan Utah sebagai alat transportasi tentara waktu itu.

Perlu diketahui bagi Anda yang tidak paham dengan dunia perontaan, ada dua jenis onta di planet ini, yaitu (1) onta berpunuk satu (disebut "dromedari") yang mendiami kawasan Timur Tengah dan Afrika dan (2) onta berpunuk dua (jenis bactria) yang ada di Asia Tengah, China, dan Mongolia. Dari dua jenis onta ini, jenis onta dromedari yang paling banyak. Populasi onta jenis dromidari ini paling banyak di Somalia, Etiopia, Djibouti, dan Eritrea, bukan "Arab Teluk". Ada penduduk yang memelihara onta tapi ada pula yang tidak.

Kedua jenis onta ini sama-sama bermanfaat bagi penduduk lokal. Bagi masyarakat di Afrika dan Arab di Timur tengah khususnya, onta ini dipandang sebagai hewan yang paling banyak membawa berkah karena semuanya bisa dipakai: dadingnya, kulitnya, bulunya, susunya, sampai air kencingnya (bisa untuk obat kata murid-muridku). Onta bisa dipakai untuk alat transportasi yang tahan banting. Onta juga bisa digunakan untuk berlindung dari terik matahari dan gempuran badai pasir. Onta disukai juga karena sangat ekonomis dan efisien tidak boros kayak kuda nil.

Karena itu onta itu dianggap sebagai hewan yang sangat berharga sekali. Murid-muridku bilang, di sejumlah pedesaan di Arab, onta adalah simbol kekayaan dan kelas sosial: semakin banyak onta, semakin menunjukkan kekayaan seseorang dan prestise. Sangking berharganya si onta ini sampai-sampai ada beberapa masyarakat suku (seperti Suku Gabra di Kenya) yang mengharamkan menjual onta karena diyakini bisa mendatangkan malapetaka.

Karena onta adalah hewan yang sangat "sangat prestisius" dan berharga sekali, maka orang-orang "Arab ori" disini tidak marah dan mesam-mesem saja kalau dibilang "Lu kayak onta" (anta kal jamal). Nah, mereka baru marah kalau dibilang: "Lu kayak keledai" (anta kal himar) karena keledai dianggap sebagai simbol binatang dungu dan tak berguna he he.

0 komentar: