LOKER OTOMOTIF

Wednesday, December 3, 2008

Sejarah

SEKILAS
Tentang
PONDOK PESANTREN AN-NAWAWI
BERJAN PURWOREJO

A. SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN AN-NAWAWI BERJAN 

Pondok Pesantren An – Nawawi Berjan, Desa Gintungan, Kecamatan Gebang Kabupaten Purtworejo didirikan pada tahun 1870 M oleh Al Marhum Al Maghfurlah KH. Zarkasyi dengan nama “Mafatihul 'Ulum“. KH. Zarkasyi adalah putra dari Ky.Asnawi dan dilahirkan di desa Tempel Tanggul, Sidomulyo Purworejo. Beliau memperoleh pendidikan agama sejak kecil dari orang tuanya, dan setelah menginjak dewasa beliau meneruskan belajar di pesantren Bangil Jawa Timur.
Setelah beberapa tahun belajar di pesantren Bangil kemudian KH. Zarkasyi melanjutkan pendidikannya dengan pergi ke Makkah untuk berguru kepada KH. Abdul Karim Banten Jawa Barat (Beliau adalah paman Syaikh Nawawi Banten), ilmu yang diperoleh adalah Ilmu Thoriqoh yang dikenal dengan Thoriqoh Qodiriyyah wa Naqsyabandiyyah. Sepulang dari Makkah KH. Zarkasyi kemudian berguru kepada K. Sholeh di Darat Semarang untuk memperdalam ilmu bidang Syari’at. Di samping menjadi guru dari KH. Zarkasyi, K. Sholeh Darat adalah juga teman belajar Thoriqoh ketika masih di Makkah.
Setelah bertahun – tahun memperdalam ilmu di berbagai pondok pesantren, kemudian beliau bermukim di Desa Dunglo, Baledono, Purworejo. Kemudian oleh Syaikh Sholeh Darat dianjurkan untuk mendirikan masjid di Dukuh Berjan dengan membekali dua buah batu bata merah. Dan mulai saat itulah berdiri sebuah masjid yang lambat laun berkembang menjadi sebuah pondok pesantren sampai saat ini.
Kemudian pada sekitar tahun 1960, Kepala Pondok waktu itu (Bp. Najmuddin) bermusyawarah dengan para pengurus tentang nama pondok yang lafalnya terdiri dari lafal jama' semua. Maka mereka mengambill keputusan merubah nama Pondok Pesantren menjadi "Maftahul Ulum" atas persetujuan pengasuh (KH. Nawawi).
Pada tahun 1965, sewaktu kepemimpinan dilanjutkan oleh KH. Nawawi, bin KH. Shiddieq bin KH. Zarkasyi, nama pondok pesantren diganti dengan nama “ Roudlotut Thullab “ yang berarti Taman Pelajar atau Taman Siswa, dan kemudian pada tanggal 7 Januari 1996, bertepatan dengan tanggal 16 Sya’ban 1416 H, kembali diganti menjadi “ An – Nawawi “ seperti yang kita kenal sekarang ini.

Nama terakhir ini dipilih, karena 2 ( dua ) alasan pokok, yaitu :
Pertama, dalam rangka tafaulan ( mengharap barokah ) kepada muasis atau pengasuh ke – tiga pondok pesantren, Al Marhum Al Maghfurlah KH. Nawawi bin Shiddieq.
Kedua, Sebagai tonggak sejarah bahwa pada masa KH. Nawawi inilah, sistem atau metode pengajaran dikenalkan kepada sistem madrasi atau dalam dunia pendidikan modern dikenal dengan istilah klasikal.

Selain itu, pada tahun 1981, dirintis pula pendirian Pondok Pesantren putri Al Fathimiyyah (sekarang, Pondok Pesantren Putri An – Nawawi). Dengan kata lain, selama memimpin pondok pesantren, KH. Nawawi telah berhasil merumuskan dasar pengembangan (master plan) Pondok Pesantren An – Nawawi.
Dalam sejarah kepemimpinannya, Pondok Pesantren ini sejak awal berdirinya sampai sekarang telah mengalami 4 (empat) kali estafet kepemimpinan.

a. Periode I ( 1870 – 1917 M )
Periode pertama kepemimpinan pondok pesantren dipegang langsung oleh pendirinya, yaitu Al Marhum Al Maghfurlah KH. Zarkasyi. Pada masa ini, sebagaimana layaknya sebuah pondok pesantren, diawali dengan dibangunnya sebuah surau sederhana terbuat dari bambu. Santri yang mengaji pun masih terbatas dari lingkungan sekitar. Karena itu, Sistem pendidikan yang diterapkan masih berkisar pada pokok – pokok dasar ‘Ubudiyyah ( peribadatan ) dan berbagai pengetahuan praktis lainnya, yang diantaranya bersumber pada kitab Majmu’ Lathoifut Thoharoh, karya gurunya sendiri, Syech Sholeh Darat.
b. Periode II ( 1917 – 1948 M )
Setelah KH. Zarkasyi wafat, maka kepemimpinan pondok pesantren dilanjutkan oleh putranya yang bernama KH. Shiddieq. Sejalan dengan kedudukan beliau yang bukan hanya sebagai pengasuh pondok pesantren, akan tetapi juga dikenal sebagai Mursyid Thoriqoh Qodiriyyah Wa Naqsyabandiyyah, maka keberadaan pondok pesantren (Waktu itu masih Miftahul Huda) lambat laun mulai berkembang dan juga semakin banyak pula santri yang datang dari luar daerah untuk berguru kepada beliau KH. Shiddieq.

c. Periode III ( 1948 – 1982 M )
Pada kepemimpinan periode ketiga pondok pesantren dipimpim oleh salah seorang putra KH. Shiddieq, yang bernama KH. Nawawi.
Semenjak kecil, KH. Nawawi hidup dan dibesarkan dalam lingkungan pondok pesantren. Beberapa pondok pesantren tempat beliau berguru antara lain :
1. Pondok Pesantren Termas Kediri,
2. Pondok Pesantren Lirboyo Kediri,
3. Pondok Pesantren Darus Salam Watucongol Magelang,
4. Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta,dan
5. Pondok Pesantren lain di Jawa.
Disamping meneruskan pondok pesantren yang diwariskan ayahandanya, semasa hidupnya KH. Nawawi juga tidak pernah absen dalam kancah perjuangan bangsa, baik sebelum maupun setelah diproklamirkannya kemerdekaan. Sebelum kemerdekaan beliau dikenal sebagai komandan Laskar Hizbullah Purworejo, dan setelah kemerdekaan beliau dikenal aktif dalam berbagai organisasi kemasyarakatan dan keagamaan. Organisasi tersebut antara lain :
1. Sebagai Ketua Tanfidziyah NU Cabang Purworejo
2. Sebagai Ketua MUI Kabupaten Purworejo
3. Sebagai Pengurus Pusat Thoriqoh Qodiriyyah / Naqsyabandiyyah 
Selama kurang lebih 33 tahun memimpin pondok pesantren, KH. Nawawi berhasil menetapkan dasar–dasar pengembangan pondok pesantren, yaitu :
a. Diadakannya perubahan nama pondok pesantren dari “ Miftahul Huda “ menjadi “ Roudlotut Thullab “ pada tahun 1965.
b. Dibukanya Pondok Pesantren Putri Al Fatimiyyah (Sekarang Pondok Pesantren Putri An – Nawawi )
c. Dimulainya pengajaran dengan menggunakan sistem madrasi atau klasikal
d. Dibukanya lembaga pendidikan formal, yaitu : Pendidikan Guru Agama (PGA), dan saat ini telah berubah menjadi SLTP Islam Berjan.

d. Periode IV ( 1982 – sekarang )
Tahap demi tahap perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh Pondok Pesantren semakin nampak, dan selama ini pergantian estafet kepemimpinan tidak mengalami hambatan. Maka sejak sepeninggal beliau KH. Nawawi pada tahun 1981, estafet kepemimpinan pondok pesantren dilanjutkan oleh salah satu putranya yang bernama KH. Achmad Chalwani. 
Sebagaimana ayahandanya, sebelum melanjutkan estafet kepemimpinan, beliau juga dibesarkan dan dididik dari satu pondok pesantren ke pondok pesantren lainnya, disamping itu juga mendapatkan bekal pendidikan formal.
Pondok pesantren – pondok pesantren tersebut antara lain :
1. Pondok Pesantren Al Munawwir Krapyak Yogyakarta.
2. Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Lirboyo Kediri, dan
3. Pondok Pesantren – Pondok Pesantren lainnya. 
Dalam periode inilah perkembangan pondok pesantren an-Nawawi berkembang pesat dan kemasyhurannya semakin terkenal dimana-mana, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya santri yang datang untuk mondok yang berasal dari berbagai daerah, baik dari dalam pulau jawa maupun luar pulau jawa dan bahkan ada yang datang dari luar negri, seperti malaysia.
Sebagai pemegang pimpinan tinggi di Pondok Pesantren, KH. Achmad Chalwani menyadari betul bahwa tujuan besar, luhur dan mulia yang dirintis oleh para pendahulunya, adalah merupakan amanat yang wajib dibina dan dikembangkan, serta diupayakan peningkatan selaras dengan perkembangan zaman dengan tidak meninggalkan ciri khas pesantren salafiyahnya. Hal ini dimaksud agar keberadaan pondok pesantren dan peranannya di masa kini dan yang akan datang akan mampu berbuat lebih banyak serta dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi peningkatan martabat hidup masyarakat disekitarnya.
Disamping itu pengiriman da’I diberbagai daerah minus, berbagai majlis ta’lim dan selapanan senantiasa terus dilaksanakan dan dikembangkan.
Peristiwa penting yang terjadi pada periode ini adalah dirubahnya nama Pondok Pesantren “ Roudlotut Thullab “ menjadi Pondok Pesantren “An – Nawawi” pada tanggal 6 januari 1996 M, yang bertepatan dengan tanggal 16 Sya’ban 1416 H. Dalam rangka memperkuat dasar – dasar pengembangan yang telah dirumuskan pendahulunya, KH. Achmad Chalwani memisahkan program pengembangan dalam beberapa bidang sebagai berikut :

1) Bidang Organisasi dan Managemen
Organisasi dan managemen pengelolaan adalah faktor yang amat menentukan bagi perkembangan dan masa depan pondok pesantren secara umum. Karena itu, maka pada periode keempat ini telah dirintis beberapa langkah yang mengarah kepada terlaksananya tertib organisasi dan managemen modern. Beberapa kemajuan bidang ini, antara lain :
a. Pondok Pesantren mendirikan yayasan yang telah disahkan Akta Pendiriannya dan diberi nama “ Yayasan Pengembangan Pondok Pesantren Roudlotut Thullab Berjan “ yang disingkat dengan nama YASPENDO, yakni sebuah yayasan yang membawahi seluruh unit pendidikan formal maupun perekonomian yang diselenggarakan.
b. Melalui Surat Keputusan Ketua Yayasan No. 031/SK.YASPENDO/XII/1995, tanggal 31 Desember 1995 M. / 9 Sya’ban 1416 H., ditetapkan untuk mempergunakan nama An – Nawawi dalam setiap produk lembaga yang bernaung di bawah yayasan. Keputusan ini berlaku efektif sejak tanggal 7 Januari 1996 M. / 17 Sya’ban 1416 H, dan peresmiannya ditandai dengan pembukaan selubung papan nama pondok pesantren putra oleh Bupati KDH Tk II Purworejo, Drs. Goernito.
c. Dirumuskannya sistem keuangan tunggal ( Mono Cash ), khusus bagi unit – unit pendidikan. Sementara untuk koperasi, mengingat keterkaitannya dengan dunia usaha pada umumnya, maka diberikan wewenang penuh mengelola keuangan sendiri, tetapi wajib memberikan laporan perkembangan perbulan.

2) Bidang Pendidikan
Pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren An – Nawawi, secara umum dapat dibedakan menjadi 2 ( dua ) bidang, yang meliputi :
a) Pendidikan Madrasah ( Diniyyah )
Pendidikan Madrasah ( Diniyyah ) dibuka sejak tahun pelajaran 1962, dan mendapatkan piagam madrasah dari Departemen Agama RI, nomor : Wk./5.e/909/Pgm/MD/1987, tertanggal 03 september 1987, yang ditanda tangani oleh Bapak A. Sunaryo,SH. Adapun madrasah yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren An-Nawawi adalah sebagai berikut :
1. Madrasah Diniyyah Ulya Banin / Banat An – Nawawi,
2. Madrasah Diniyyah Wustha Banin / Banat An – Nawawi
3. Madrasah Diniyyah Awaliyyah Banin / Banat An – Nawawi

b) Pendidikan Formal ( Umum )
Pendidikan Formal yang telah diselenggarakan, yaitu :
1. Madrasah Tsanawiyyah ( MTs ) An – Nawai 01 Berjan, dibuka sejak tahun pelajaran 1995 / 1996 
2. Madrasah Tsanawiyyah ( MTs ) An – Nawawi 02 Salaman di Purwosari Salaman Magelang, dibuka sejak tahun pelajaran 2000 / 2001.
3. Madrsah Aliyyah An-Nawawi Berjan, dibuka sejak tahun pelajaran 2000/2001, Program Madrasah Aliyyah Keagamaan (MAK), dan Program Madrasah Aliyyah Umum (MAU)  
4. Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nawawi (STAIAN) Berjan, dibuka sejak tahun pelajaran 2001/2002, Fak. Syari’ah, Prodi : Muamalah (Ekonomi Islam) dan Ahwalus Sykhsyiyah (Hukum Perdata Islam).

3) Bidang Perekonomian
Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo, menyadari bahwa kemandirian dalam bidang perekonomian akan menduduki peran strategis dalam setiap aktifitas maupun keputusan yang ditetapkan. Dalam kaitan itu, maka dikembangkanlah pola hidup ber-koperasi dikalangan santri. Kebijakan ini secara bertahap diharapkan akan menjadi Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP), yang diharapkan akan mampu menopang kebutuhan operasional pondok pesantren.
Koperasi pondok pesantren (kopontren) An-Nawawi Berjan didirikan pada tanggal 23 mei 1995 dan saat ini mengelola unit-unit usaha, yaitu :
1. Unit Waserda
2. Unit Wartel
3. Unit BMT
4. Unit Cuci Mobil dan Tambal Ban (dalam penyelesaian)

4) Bidang Sarana dan Prasarana
1. Dua unit asrama putri, masing-masing 2 (dua) lantai.
2. Satu unit asrama putra, 3 (tiga) lantai
3. Dua unit gedung pendidikan, masing-masing 2 (dua) lantai, satu masih dalam tahap penyelesaian
4. Satu unit gedung penginapan/peristirahatan tamu
5. Satu unit gedung koperasi, 2 (dua) lantai
6. Satu unit gedung thoriqoh, 2 (dua) lantai
7. Membeli 4 (empat) bidang tanah seluas + 11.500 M2, yang diperuntukkan bagi pembangunan program jangka panjang.

Di tengah kesibukannya mendidik dan membimbing para santrinya, KH. Achmad Chalwani masih menyempatkan diri untuk terjun langsung dalam kegiatan dakwah dimasyarakat. Kegiatan aktif dimasyarakat yang telah aktif berjalan, antar lain :
a) Khataman Khuwajikan dan Tawajjuhan, diadakan setiap hari selasa pagi
b) Khataman khuwajikan, diadakan setiap hari jum’at
c) Pengajian rutin sewelasan, diadakan setiap tanggal sebelas bulan Qomariyyah
d) Pengajian rutin selapanan ahad wage, diadakan setiap hari ahad wage
Keempat kegiatan ini dilaksanakan di Komplek Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan
e) Pengajian rutin selapanan Senin Pon, diadakan setiap 36 hari sekali pada hari Senin Pon, secara bergilir di Wilayah Kabupaten Purworejo
f) Pengajian rutin selapanan Sabtu Pon, diadakan setiap 36 hari sekali pada hari Sabtu Pon, secara bergilir di Wilayah Kabupaten Kebumen
g) Pengajian rutin selapan Kamis Legi, diadakan setiap 36 hari sekali pada hari Kamis Pon, di Masjid Kauman Salaman Magelang.
h) Kegiatan rutin ziarah Makam Auliya' / 'Ulama dan Pejuang secara rutin tiap tahun.
i) Pengiriman juru dakwah ke daerah-daerah minus, termasuk pengiriman da'i Romadlon ke Kabupaten Gunungkidul.
Selain itu, beliau juga di kenal aktif dalam beberapa organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, antar lain :
a) Sebagai Rois Syuriyyah Pengurus Cabang Nahdlotul Ulama Kabupaten Purworejo
b) Sebagai Rois Syuriyah Idaroh Syu’biyyah Jam’iyyah Ahlit Thoriqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyyah Kabupaten Purworejo
c) Sebagai anggota Idaroh Wustho Jam’iyyah Ahlit Thoriqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyyah Propinsi Jawa Tengah
d) Sebagai anggota Idaroh Aliyyah Jam’iyyah Ahlit Thoriqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyyah
e) Sebagai anggota Pengurus Pusat Thoriqoh Qodiriyyah / Naqsyabandiyyah

B. TUJUAN BERDIRINYA PONDOK PESANTREN AN-NAWAWI

Pondok Pesantren An-Nawawi didirikan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut :
a) Menanamkan dan meningkatkan ruhul islam dalam perikehidupan perseorangan/individu maupun kelompok masyarakat berdasarkan keikhlasan dalam mengamalkan syari’at islam.
b) Menyebarkan misi islam melalui dakwah yang bertanggung jawab terhadap masyarakat luas.
c) Mendidik dan membina santri untuk menjadi manusia yang bertaqwa, berkepribadian tangguh, berwawasan dan trampil, sehingga mampu menjalankan tugas dan kewajibannya dalam beragama, berbangsa dan bernegara
d) Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pembekalan ilmu agama dan ilmu pengetahuan secara utuh dan terpadu sehingga memungkinkan pola hidup santri yang religius dan ilmiah. 
C. PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

a. Struktur Organisasi
Dalam upaya untuk meningkat aktifitas pondok pesantren, maka pada saat kepemimpinan pondok pesantren dipegang oleh KH. Achmad Chalwani, disusun suatu organisasi yang lebih efektif dari sebelumnya. Organisasi yang dibentuk adalah :
1. Organisasi Otonom
Yaitu Organisasi yang bertugas mengatur kebijakan sentral pondok pesantren. Organisasi ini terdiri dari : Kepala, Sekretaris, Logistik dan Bagian Pendidikan dan Pengajaran.
2. Organisasi Eksekutif
Yaitu Organisasi yang bertugas mengatur kehidupan pondok pesantren dalam praktek kesehariannya. Organisasi ini meliputi : Kepala Bagian Keamanan dan Ketertiban, Kepala Bagian Sosial Kemasyarakatan, Kepala Bagian Penerangan, Kepala Bagian Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan.

b. Keadaan Guru/Ustadz dan Santri
1) Keadaan Guru/Ustadz
Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan diasuh oleh KH. Achmad Chalwani. Selain terjun langsung dalam membimbing dan mendidik santrinya, KH. Achmad Chalwani juga memberikan kepercayaan kepada beberapa orang ustadz untuk membantunya. Para ustadz ini bertanggung jawab penuh terhadap jalannya program pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren.
Selain itu mereka juga di bantu ustadz pembantu atau sering disebut dengan “Badal”. Ustdz pembantu ini hanya mengajar sewaktu-waktu, misalnya apabila ada ustadz yang berhalangan, maka ustadz pembantu inilah yang bertugas menggantikannya. Ustadz pokok dan badal adalah para santri senior yang telah menyelesaikan pendidikan madrasah dan dipandang cukup memiliki kemampuan untuk menyampaikan materi pelajaran. Sistem pengangkatan guru atau ustadz yang demikian, dimaksudkan untuk menghindari kekosongan pelajaran dan sekaligus sebagai ajang pengkaderan dan juga sebagai wahana latihan sebelum mereka terjun di masyarakat nantinya

2) Keadaan Santri
Saat ini santri Pondok Pesantren Putra An-Nawawi Berjan Purworejo sejumlah + 1.000 orang, terdiri dua maca santri, yaitu :
1. Santri Mukim yaitu murid-murid yang berasal dari daerah jauh dan menetap didalam pondok pesantren. 
2. Santri Kalong yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa sekitar pesantren dan tidak menetap di pondok pesantren, namun jumlahnya sangat sedikit

c. Aktifitas Santri
Aktifitas yang dimaksud disini adalah seluruh rangkaianj kegiatan yang dilakukan oleh para santri dalam rangka meningkatkan pengetahuan, baik keguatan itu berupa pengajuan-pengajian, kursus-kursus, sekolah dan lain sebagainya. Aktifitas santri ini terbagi menjadi 2 (dua) macam :
1) Aktifitas di dalam Pondok Pesantren
Adalah segala aktifitas yang berada di dalam pondok pesantren. Aktifitas ini secara garis besar terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
a. Pendidikan Madrasah
Pendidikan madrasah atau yang dalam pendidikan umum dikenal dengan kokurikuler, diselenggarakan setelah Jama’ah Sholat ‘Isya/jam 20.00 WIB sampai dengan jam 22.30 WIB
b. Pendidikan Luar Madrasah
1. Pengajian Ba’da Shubuh
2. Pengajian Ba’da Dhuhur
3. Pengajian setelah selesai madrasah atau jam 22.30 s/d 24.00 WIB
4. Pengajian Kamar setiap ba’da Maghrib
5. Musyawaroh / Diskusi kelas setiap ba’da Ashar, membahas secara bersama-sama materi pelajaran yang telah diajarkan.
6. Pengajian Sistem Sorogan (Less Person), untuk memberi kesempatan pada santri dalam menambah materi pelajaran yang diinginkan.
7. Pengajian Bandongan, yaitu pengajian luar madrasah dengan system kelompok / kolektif dan wajib diikuti oleh semua santri sesuai dengan kelas dan tingkatannya.
8. Pengajian khusus bagi santri yang tidak mengikuti pendidikan umum, setiap pagi hari.

c. Pendidikan Ekstrakurikuler
a) Pendidikan Ketrampilan
1. Organisasi dan Ketrampilan (Leadership)
2. Perkoperasian
3. Perikanan/perikanan
4. Pertanian dan Agrobisnis
5. Jurnalistik
6. Komputer
7. Kursus bahasa inggris dan lain sebagainya. 

b) Pendidikan Olahraga
1) Sepak Bola 4) Tenis Meja 
2) Bola Volly 5) Sepak Takraw
3) Bulu Tangkis

c) Pendidikan Kesenian
1) Al Barzanji 2) Qiroat (seni baca al-Qur’an)
3) Khitobah/Pidato 4) Khoth/Kaligrafi
5) Hadrah

2) Aktifitas di Luar Pondok Pesantren
Aktifitas ini tidak hanya terbatas pada kegiatan keagamaan saja, akan tetapi para santri juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh masyarakat, seperti : kerja bakti, bakti sosial, khitanan massal dan lain sebagainya. Melalui aktifitas ini diharapkan akan terjalin hubungan yang harmonis antara pondok pesantren dengan masyarakat disekitarnya.

Selain itu, dalam rangka mempererat hubungan kedua pihak, para santri juga mengikuti berbagai bentuk perlombaan olahraga yang diselenggarakan oleh desa. Dari kenyataan tersebut, nampak benar kemanfaatan yang dirasakan kedua belah pihak, pihak masyarakat secara langsung mendapat sentuhan nilai-nilai islam yang diemban oleh pondok pesantren, pihak pondok pesantren mendapat tempat tersendiri dimata masyarakat. Selain itu para santri dapat mengkaji lebih dalam dari nilai-nilai yang didapat langsung dari pergaulannya dengan masyarakat sebagai bekal ketika kembali ke kampung halamannya.

D. SEJARAH MADRASAH
Sejak berdiri sampai periode ini, pengajian di pondok masih memakai system bandongan. Kemudian pada tahun 1962 Bp. Ky. Khozin, atas persetujuan pengasuh membuka system pengajian madrasah meniru metode pondok lirboyo sekaligus beliau sebagai kepala madrasah.
Adapun kelasnya terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu :
1. Madrasah I’dadiyyah atau Sekolah persiapan (SP), 1 tahun.
2. Madrasah Tsanawiyyah (MTs), 3 tahun, disebut kelas I, 2 dan 3.
3. Madrasah Aliyah (MA), 3 tahun, disebut kelas 4, 5 dan 6
Masing-masing tingkatan dipimpin oleh kepala tingkatan
Kemudian pada tahun … sekolah persiapan (SP) berubah nama menjadi "Madrasah Ibtida'iyyah (MI)" dengan jenjang 3 tahun. Kemudian pada tahun … Madrasah Ibtida'iyyah dipersingkat jenjangnya menjadi hanya 1 tahun. 
Sejak saat itu dikenal istilah madrasah tingkat ibtida'iyyah madrasah tingkat tsanawiyyah, dan madrasah tingkat aliyah. Dan kepalanya pun disebut kepala tingkat MI, kepala tingkat MTs dan kepala tingkat MA.
Kemudian pada tahun 2005 nama madrasah mengalami perubahan yaitu:
1. Madrasah Ibtida'iyyah menjadi Madrasah Diniyyah Awwaliyah
2. Madrasah Tsanawiyyah menjadi Madrasah Diniyyah Wustha
3. Madrasah Aliyah menjadi Madrasah Diniyyah Ulya
Sejak saat itu istilah tingkatan ditiadakan. Maka istilah kepala pun juga berubah menjadi hanya kepala MDA kepala MDW dan kepala MDU 
Adapun kitab yang digunakan pada masing-masing fan adalah sebagai berikut :
• Sekolah Persiapan (SP)
No Fan Nama Kitab
  
1 Al Qur'an Juz ‘Amma
2 Tajwid Syifa’ul Janan
3 Tauhid ‘Aqidatul ‘Awam
4 Fiqh Durusul Fiqhiyyah
5 Akhlaq Syi’ir Alala
6 Khoth / Imla' Qolamul Ustadz
7 Bhs. Arab Syi’ir Ro’sun Sirah
  Jumlah JPL / Minggu
 
• Madrasah Tsanawiyyah (MTs)
Kls No Fan Nama Kitab
   
I 1 Al Qur'an Juz ‘Amma
 2 Tajwid Tuhfatul Athfal
 3 Tauhid Durusul ‘Aqoiddid Diniyyah
 4 Hadits Arba’in Nawawi
 5 Fiqh Al Ghoyah Wat Taqrib
 6 Nahwu Nahwu Wadlih
 7 Shorof Al Amtsilatut Tashrifiyyah I
 8 Akhlaq Al Akhlaq lil Banin
 9 Khoth / Imla' Qolamul Ustadz
 10 Tarikh Khulashoh Nurul Yaqin I
 Jumlah JPL / Minggu
II 1 Tajwid Fatchul Mannan
 2 Hadits ‘Umdatul Ahkam
 3 Tauhid Khomsatu Mutun
 4 Fiqh Fatchul Qorib I
 5 Akhlaq Washoya
 6 Nahwu Ajurumiyyah
 7 Shorof Al Amtsilatut Tashrifiyyah II
 8 I'lal ‘Athou Dzil Jalal
 9 Tarikh Khulashoh Nurul Yaqin II
 Jumlah JPL / Minggu
III 1 Tajwid Jazariyyah
 2 Tauhid Fatchul Majid
 3 Fiqh Fatchul Qorib II
 4 Nahwu Al ‘Imrithi
 5 Shorof Al Maqshud
 6 Hadits Bulughul Marom I
 7 Akhlaq Ta’limul Muta’allim
 8 Tarikh Khulashoh Nurul Yaqin III
 Jumlah JPL / Minggu

• Madrasah Aliyah (MA)
Kls No Fan Nama Kitab
   
I 1 Ilmu Tafsir Ilmu Tafsir
 2 Hadits Bulughul Marom II
 3 M. Hadits Baiquniyyah
 4 Tauhid Kifayatul ‘Awam
 5 Ushul Fiqh Mabadi Awwaliyyah
 6 Nahwu Alfiyyah Ibnu Malik I
 7 Qiro'atul Kitab Fatchul Qorib I
 8 Tafsir Tafsir Jalalain I
 9 Fiqh Fatchul Mu’in I
 Jumlah JPL / Minggu
II 1 Hadits Abi Jamroh
 2 Mustolah Hadits Alfiyyah Suyuthi
 3 Tauhid Ummul Barohin I
 4 Ushul Fiqh Waroqot
 5 Nahwu Alfiyyah Ibnu Malik II
 6 Qiro'atul Kitab Fatchul Qorib II
 7 Tafsir Tafsir Jalalain II
 8 Fiqh Fatchul Mu’in II
  Jumlah JPL / Minggu
III 1 Tauhid Ummul Barohin II
 2 Q. Fiqhiyyah Mawahibus Saniyyah
 3 Faroidl Rohabiyyah
 4 Balaghoh Jauharul Maknun
 5 Mantiq Sullamul Munawwaroq
 6 Falak Risalatun Nayyiroin
 7 ‘Arudl ‘Arudl
 8 Qiro'atul Kitab Fatchul Mu’in
  Jumlah JPL / Minggu

Perubahan kitab-kitab fan di Madrasah Ibtidaiyyah setelah ditambah menjadi 3 kelas adalah sebagai berikut :

Kls No Fan Nama Kitab
   
I 1 Al Qur'an Juz ‘Amma
 2 Tajwid -
 3 Tauhid 
 4 Fiqh 
 5 Akhlaq Syi’ir Alala
 6 Bhs. Arab Syi’ir Ro’sun Sirah
 7 Khoth / Imla' Qolamul Ustadz
 Jumlah JPL / Minggu
II 1 Al Qur'an Juz ‘Amma
 2 Tajwid Syifa’ul Janan
 3 Tauhid 
 4 Fiqh 
 5 Akhlaq Tanbihul Muta’allim
 6 Bhs. Arab 
 7 Khoth / Imla' Qolamul Ustadz
 Jumlah JPL / Minggu
III 1 Al Qur'an Juz ‘Amma
 2 Tajwid Tuhfatul Athfal
 3 Tauhid 
 4 Fiqh 
 5 Akhlaq Akhlaq Lil Banin I
 6 Nahwu Nahwu Wadlih
 7 Shorof Amtsilatut Tashrifiyyah I
 8 Khoth / Imla' Qolamul Ustadz
 Jumlah JPL / Minggu

Disamping perubahan di MI ada juga perubahan di MTs yaitu :
1. Pelajaran Jurumiyyah yang semula diajarkan di kelas II MTs dipindah di kelas I MTs.
2. Pelajaran ‘Imrithi turun ke kelas II MTs
3. Penambahan pelajaran Mutammimah, qowa'idul I'rob dan qowa'idus shorfiyyah di kelas III MTs
4. Pelajaran tajwid yang semula menggunakan kitab tuhfatul athfal diganti Risalatul Qurro’ Wal Huffadh

Perubahan kitab-kitab fan di Madrasah Ibtidaiyyah setelah kembali diringkas menjadi hanya 1 kelas adalah sebagai berikut :
No Fan Nama Kitab
  
1 Al Qur'an Juz ‘Amma
2 Tajwid Syifa’ul Janan
3 Tauhid ‘Aqidatul ‘Awam
4 Fiqh Durusul Fiqhiyyah
5 Akhlaq Syi’ir Alala
6 Nahwu Nahwu Wadlih
7 Khoth / Imla' Qolamul Ustadz
8 Bhs. Arab Syi’ir Ro’sun Sirah
  Jumlah JPL / Minggu

Disamping perubahan di MI ada juga perubahan di MTs yaitu :
1. Pelajaran shorof tasrifan yang semula diajarkan di kelas III MI dan kelas I MTs dijadikan satu yaitu di kelas I MTs.
2. Tahun berikutnya pelajaran shorof tashrif lughowi dinaikkan ke kelas II MTs, pelajaran maqshud dinaikkan ke kelas III MTs, dan pelajaran qowaidus sorfiyyah jus I digabung dengan juz II di kelas I MA
3. Tahun 2005 pelajaran qowa’idus shorfiyyah ditiadakan karena dianggap sudah cukup dengan Alfiyyah dan diganti pelajaran qiro’atul kitab pada tahun 2006.
4. Tahun 2006 pelajaran madrasah yang tidak membutuhkan keterangan yang mendetail dipindah di luar madrasah, yaitu : Tarikh, hadits, akhlaq dan bahasa arab.

Sejak mulai digunakan system madrasah, waktu yang digunakan adalah malam hari yaitu mulai jam 7 s/d jam 9 waktu istiwa'. Kemudian mulai tahun … jam madrasah diundur menjadi jam 8 s/d jam 10 menggunakan waktu Indonesia Barat (WIB), adapun ba'da maghrib digunakan untuk musyawarah. Kemudian mulai tahun 2001 jam madrasah dipindah menjadi siang hari yaitu jam 14.30 s/d 16.30 WIB. Kemudian tahun 2002 jam madrasah dikembalikan pada malam hari, yaitu jam 20.00 s/d 22.00 WIB.
Mulai tahun 1428 H. / 2007 M. untuk fan qiro’atul kitab bagi MDU yang semula menggunakan kitab fiqh diubah menggunakan kitab tasawuf dengan rincian sebagai berikut :
• Kelas III MDU : Kifayatul Atqiya’
• Kelas II MDU : Bidayatul Hidayah
• Kelas I MDU : Sullam Taufiq
Perlu penegasan bahwa yang dibahas dalam pelajaran qiro’atul kitab adalah nahwu shorofnya, bukan isi kandungannya.










BAB I

SISTEM PENDIDIKAN 

A. NAMA MADRASAH DINIYYAH 
1. Madrasah Diniyyah Awwaliyyah (satu tahun), yang selanjutnya disingkat dengan MDA
2. Madrasah Diniyyah Wustha (tiga tahun) , yang selanjutnya disingkat dengan MDW
3. Madrasah Diniyyah 'Ulya (tiga tahun) , yang selanjutnya disingkat dengan MDU

B. PENDIDIKAN MADRASAH
1. MATERI PENDIDIKAN MADRASAH
1. Kitab-kitab yang dikaji dalam madrasah diniyyah adalah kitab-kitab karangan 'ulama salaf dan atau kitab-kitab karangan 'ulama kholaf dengan ketentuan lebih baik.
2. Fan-fan yang diajarkan meliputi :
2.1. Madrasah Diniyyah Awwaliyyah (MDA)
No Fan Nama Kitab JPL /
  Mgg
1 Al Qur'an Juz 'Amma 1
2 Tajwid Syifa'ul Janan 2
3 Tauhid Aqidatul 'Awam 1
4 Fiqh Durusul Fiqhiyyah 2
5 Akhlaq Syi'ir Alala 2
6 Nahwu Nahwu Wadlih 2
7 Khoth / Imla' Qolamul Ustadz 1
8 Bhs. Jawa Qolamul Ustadz 1
  Jumlah JPL / Minggu 12
 
2.2. Madrasah Diniyyah Wustha (MDW)
Kls No Fan Nama Kitab JPL /
  Mgg
I MDW 1 Al Qur'an Juz 'Amma 1
 2 Tauhid Durusul Aqoidid Diniyyah I,II,III 2
 3 Fiqh Al Ghoyah Wat Taqrib 2
 4 Nahwu Jurumiyyah 3
 5 Shorof Amtsilatut Tashrifiyyah I 2
 6 Khoth / Imla' Qolamul Ustadz 1
 7 Bhs. Arab Qolamul Ustadz 1
 Jumlah JPL / Minggu 12
II MDW 1 Tajwid Fatchul Mannan 2
 2 Tauhid Khomsatu Mutun 1
 3 Fiqh Fatchul Qorib I 3
 4 Akhlaq Washoya 1
 5 Nahwu Imrithi 3
 6 Shorof Amtsilatut Tashrifiyyah II 1
 7 I'lal 'Atho'u Dzil Jalal 1
 Jumlah JPL / Minggu 12
III MDW 1 Tajwid Jazariyyah 1
 2 Tauhid Fatchul Majid 1
 3 Fiqh Fatchul Qorib II 3
 4 Nahwu Mutammimah 2
 5 Shorof Maqshud 2
 6 Qowa'idul I'rob Qowa'idul i'rob 2
 7 Qiro'atul Kitab Durorul Bahiyyah 1
 Jumlah JPL / Minggu 12

2.3. Madrasah Diniyyah Ulya (MDU)
Kls No Fan Nama Kitab JPL /
  Mgg
I MDU 1 Ilmu Tafsir Ilmu Tafsir 1
 2 Hadits Bulughul Marom 1
 3 M. Hadits Baiquniyyah 1
 4 Tauhid Kifayatul 'Awam 1
 5 Ushul Fiqh Mabadi Awwaliyyah 1
 6 Nahwu Alfiyyah Ibnu Malik 4
 7 Qiro'atul Kitab Fatchul Qorib I 1
 8 Tafsir Tafsir Jalalain 1
 9 Fiqh Fatchul Mu'in 1
 Jumlah JPL / Minggu 12
II MDU 1 Hadits Abi Jamroh 1
 2 Mustolah Hadits Manhalul Lathif 2
 3 Tauhid Ummul Barohin I 1
 4 Ushul Fiqh Waroqot 1
 5 Nahwu Alfiyyah Ibnu Malik 5
 6 Qiro'atul Kitab Fatchul Qorib II 2
  Jumlah JPL / Minggu 12
III MDU 1 Tauhid Ummul barohin II 1
 2 Q. Fiqhiyyah Mawahibus Saniyyah 2
 3 Faroidl Rohabiyyah 2
 4 Balaghoh Hilyatu Lubbil Mashun 2
 5 Mantiq Idlochul Mubham 2
 6 Falak Sullamun Nayyiroin 1
 7 Arudl 'Arudl 1
 8 Qiro'atul Kitab Fatchul Mu'in 1
  Jumlah JPL / Minggu 12


C. PENGAJIAN LUAR MADRASAH
1. Pengajian luar madrasah dilaksanakan diluar jam madrasah maupun musyawarah dengan jadwal tersendiri;
2. Pengajian dimulai paling lambat dua minggu setelah hari efektif masuk madrasah;
3. Pengajian diikuti oleh semua santri sesuai kelas masing-masing;
4. Ba'da madrasah diisi kegiatan sebagai berikut :
a. Pengajian kitab MUHADZAB (sebagai wiridan)
b. Pengajian kitab lain (ditentukan sesuai kebijakan pengurus madrasah dengan disetujui oleh pengasuh)
c. Setoran muhafadhoh
d. Praktek 'ubudiyyah bagi santri kelas III MDW
5. Ba'da shubuh khusus untuk pengajian Al-Qur'an bagi santri Awwaliyyah dan Wustha. Adapun bagi santri Ulya digunakan untuk pengajian kitab kuning;
6. Setelah pengajian ba'da shubuh, digunakan untuk lalaran (muhafadhoh) minimal 10 menit dengan dipimpin oleh ketua kelas;  
7. Jam 07.00 WIB sampai dhuhur, pengajian khusus santri yang tidak sekolah / kuliah;
8. Ba'da dhuhur pukul 14.00 WIB, pengajian sesuai kelas dan tingkatannya masing-masing;
9. Ba'da maghrib adalah jam wajib belajar;
10. Ba'da maghrib setiap malam sabtu dan malam senin pengajian oleh KH. Achmad Chalwani;
11. Pengajian KH. Achmad Chalwani dapat berubah waktu maupun harinya, jika beliau menghendaki;
12. Pengajian ba'da subuh untuk Madrasah Ulya :
a. Kelas I MDU : Kifayatul Akhyar juz I
b. Kelas II MDU : Tafsir Jalalain & Fathul Mu'in
c. Kelas III MDU : Fathul Wahhab juz I
13. Pengajian ba'da dhuhur untuk masing-masing kelas adalah sebagai berikut :
a. Kelas MDA : Belajar sendiri
b. Kelas I MDW : Mukhtashor Jiddan
c. Kelas II MDW : Fatchu Robbil Bariyyah
d. Kelas III MDW : Al Minhajul Qowim
e. Kelas I MDU : Kifayatul Akhyar Juz II
f. Kelas II MDU : Riyadlus Sholihin
g. Kelas III MDU : Fathul Wahhab Juz II
14. Pengajian dimulai sesuai waktu yang ditentukan walaupun siswa yang datang baru satu orang

D. PENGAJIAN AL QUR'AN
1. Pengajian Alqur'an diwajibkan bagi siswa Awwaliyah dan Wustha, dengan pembagian sebagai berikut :
a. Kelas MDA : Juz 1 – 5
b. Kelas I MDW : Juz 6 – 15
c. Kelas II MDW : Juz 16 – 25
d. Kelas III MDW : Juz 26 – 30
2. Untuk siswa kelas III MDW ditekankan pemahaman bacaan-bacaan ghorib
3. Apabila sudah tamat kelas III MDW / III MAK serta sudah khataman al-Qur'an, santri berhak mendapatkan sertifikat Al-Qur'an dan juga berisi silsilah guru Al Qur'an (sanad al-qur'an) 
4. Selain siswa kelas tersebut, khususnya kelas MDU dianjurkan dengan sangat agar mengikuti pengajian sorogan Al Qur'an sampai khatam 30 juz kepada salah satu ustadz senior.
5. Menyediakan waktu khusus untuk menguji kemampuan siswa membaca al Qur'an

E. PENGAJIAN SOROGAN
1. Pengajian sorogan kitab sangat dianjurkan (sunat muakkad) bagi semua santri;
2. Kegiatan pengajian sorogan dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kwalitas santri khususnya di dalam membaca kitab kuning;
3. Santri yang akan mengikuti, agar menghubungi salah satu ustadz atau tamatan;
4. Waktu dan tempat pengajian ditentukan atas kesepakatan santri dan ustadz yang bersangkutan;
5. Kitab yang dikaji bebas dengan ketentuan koordinasi terlebih dahulu dengan pengurus madrasah;
6. Para ustadz yang menjadi pengampu adalah semua tamatan dan dewan guru yang masih berdomisili di Pondok Pesantren;
7. Segenap mustahiq agar memberikan penjelasan kepada santri tentang pengajian ini.






0 komentar: